Rabu, 01 Desember 2010

Pengalihan Pengelolaan Reksadana Optima Saham

Dengan telah ditanda tanganinya adendum KIK pada tanggal 16 November 2010, maka pengelolaan Reksa Dana Optima Saham yang sebelumnya dikelola oleh Manajer Investasi PT Optima Kharya Capital Management beralih pengelolaannya kepada Manajer Investasi PT Mega Nusantara Capital dan nama reksa dananya juga diganti menjadi Reksadana MNCapital Nusantara Saham efektif per 22 November 2010. Bagi pihak-pihak khususnya Dana Pensiun yang memegang reksadana optima saham dan belum mengetahui pengalihan pengelolaan ini dimohon untuk segera menghubungi PT MNC.

Selasa, 23 November 2010

Rights Issue BNI di Harga Rp 3.100

PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) pasang harga penerbitkan saham terbatas (right issue) dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) Rp 3.100 per lembar saham. Saham yang akan diterbitkan sebanyak 3.374.716.060 lembar saham biasa atas nama seri C.

Pada perdagangan bursa, Selasa (23/11/2010), harga saham BBNI dibuka di posisi Rp 3.850. Hingga pukul 10.15 waktu JATS harga sahamnya melemah Rp 100 ke posisi Rp 3.750. Dengan demikian, harga yang ditawarkan atas saham BNI itu diskon 17,33 persen jika dibandingkan posisi harga pada Selasa ini.

Seperti dikutip dari prospektus ringkas perseroan, Selasa (23/11/2010), saham ini akan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 10 Desember 2010. Selaku pembeli siaga (standby buyer) adalah PT Bahana Securities (terafiliasi).

Right issue ini akan efektif setelah disetujui oleh RUPSLB yang akan digelar 25 November 2010 mendatang. Dana hasil right issue ini akan dipergunakan untuk memperkuat struktur permodalan dan penyaluran kredit korporasi, usaha menengah, usaha kecil, serta konsumer. sumber : Angga Aliya-detikfinance.com

Kamis, 14 Oktober 2010

ADPI AWARD 2010

Dalam rangka Ulang Tahun ADPI ke-25, ADPI Menyelenggarakan beberapa kegiatan antara lain : Lomba Karya Tulis, Turnamen Tenis Lapangan, Gerak Jalan, Turnamen Golf, Malam Apresiasi dan Bakti Sosial.
Untuk Lomba Karya Tulis dibagi menjadi 2 kategori :
Kategori Umum terdiri dari : masyarakat umum, Pengamat, Analis, Akademisi
sebagai pemenangnya adalah :
Juara I : Arnold Kaudin dengan nilai 73.11
Juara II : Ahmad Farikhin dengan nilai 70.61
Juara III : Yahuda Nawa Y dengan nilai 69.41

Kategori Khusus terdiri dari : Peserta Aktif, Pensiunan, Pengurus, Pekerja di Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK) Anggota ADPI
sebagai pemenangnya adalah :
Juara I : Sriyono dengan nilai 78.13
Juara II : M. Muhlison dengan nilai 76.55
Juara III : Apriani Rambu - Supatmi dengan nilai 74.81

Sedangkan untuk ADPI AWARD 2010 dibagi kedalam 8 kelompok sebagai berikut :

Pertama : Untuk kelompok DPPK-PPMP yang memiliki Aktiva Bersih di atas Rp. 1 trilyun, peringkat kinerja Dana Pensiun adalah :
a. Terbaik Pertama : Dana Pensiun BANK RAKYAT INDONESIA, dengan nilai sebesar 78,13
b. Terbaik Kedua : Dana Pensiun KOMPAS GRAMEDIA, dengan nilai sebesar 73,75
c. Terbaik Ketiga : Dana Pensiun BANK MANDIRI DUA, dengan nilai sebesar 71,88

Kedua : Untuk kelompok DPPK-PPMP yang memiliki Aktiva Bersih lebih dari Rp. 500 milyar sampai dengan Rp. 1 trilyun, peringkat kinerja Dana Pensiun adalah :
a. Terbaik Pertama : Dana Pensiun UNILEVER INDONESIA, dengan nilai sebesar 76,45
b. Terbaik Kedua : Dana Pensiun KONFERENSI WALIGEREJA INDONESIA, dengan nilai sebesar 72,11
c. Terbaik Ketiga : Dana Pensiun PERHUTANI, dengan nilai sebesar 68,68

Ketiga : Untuk kelompok DPPK-PPMP yang memiliki Aktiva Bersih lebih dari Rp. 200 milyar sampai dengan Rp. 500 milyar, peringkat kinerja Dana Pensiun adalah :
a. Terbaik Pertama : Dana Pensiun KARYAWAN EXXON MOBIL OIL INDONESIA, dengan nilai sebesar 82,14
b. Terbaik Kedua : Dana Pensiun TRAKINDO UTAMA, dengan nilai sebesar 76,31
c. Terbaik Ketiga : Dana Pensiun JASA MARGA, dengan nilai sebesar 71,43

Keempat : Untuk kelompok DPPK-PPMP yang memiliki Aktiva Bersih lebih dari Rp. 100 milyar sampai dengan Rp. 200 milyar, peringkat kinerja Dana Pensiun adalah :
a. Terbaik Pertama : Dana Pensiun INDORAMA SYNTHETICS, dengan nilai kinerja sebesar 75,00
b. Terbaik Kedua : Dana Pensiun KONIMEX, dengan nilai kinerja sebesar 72,59
c. Terbaik Ketiga : Dana Pensiun PERUMNAS, dengan nilai kinerja sebesar 71,48

Kelima : Untuk kelompok DPPK-PPMP yang memiliki Aktiva Bersih Rp. 50 milyar sampai dengan Rp. 100 milyar, peringkat kinerja Dana Pensiun adalah :
a. Terbaik Pertama : Dana Pensiun PPPK PETRA, dengan nilai sebesar 79,86
b. Terbaik Kedua : Dana Pensiun DANAREKSA, dengan nilai sebesar 79,17
c. Terbaik Ketiga : Dana Pensiun BENEFIT 2000, dengan nilai sebesar 72,36

Keenam : Untuk kelompok DPPK-PPMP yang memiliki Aktiva Bersih di bawah Rp. 50 milyar, peringkat kinerja Dana Pensiun adalah :
a. Terbaik Pertama : Dana Pensiun TIGARAKSA SATRIA, dengan nilai sebesar 86,01
b. Terbaik Kedua : Dana Pensiun DELTA DJAKARTA, dengan nilai sebesar 81,49
c. Terbaik Ketiga : Dana Pensiun GEREJA KRISTEN JAWI WETAN, dengan nilai sebesar 77,50

Ketujuh : Untuk kelompok DPPK-PPIP yang memiliki Aktiva Bersih di atas Rp. 100 milyar, peringkat kinerja Dana Pensiun adalah :
a. Terbaik Pertama : Dana Pensiun KARYAWAN PT PINDAD, dengan nilai sebesar 81,21
b. Terbaik Kedua : Dana Pensiun IP BOGASARI, dengan nilai sebesar 76,68
c. Terbaik Ketiga : Dana Pensiun KARYAWAN INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA, dengan nilai sebesar 76,16

Kedelapan : Untuk kelompok DPPK-PPIP yang memiliki Aktiva Bersih sampai dengan Rp. 100 milyar, peringkat kinerja Dana Pensiun adalah :
a. Terbaik Pertama : Dana Pensiun GUNUNG MADU, dengan nilai sebesar 87,62
b. Terbaik Kedua : Dana Pensiun BPK PENABUR, dengan nilai sebesar 80,71
c. Terbaik Ketiga : Dana Pensiun SWADHARMA INDOTAMA FINANCE, dengan nilai sebesar 79,76

Rabu, 09 Juni 2010

P E R A N A N

oleh Ir. Kadarisman, MBA - Penasihat ADPI

I. Melicinkan Proses Pergeseran Nilai-Nilai Kehidupan Masyarakat Agraris menuju Masyarakat Industrial

Sesuai dengan arah pembangunan jangka panjang berdasarkan GBHN, maka Pembangunan Nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat. Ini berarti pembangunan tidak hanya untuk satu golongan masyarakat tapi untuk seluruh masyarakat termasuk para pensiunan dan lanjut usia (Lansia). Pembangunan juga harus benar-benar dirasakan oleh seluruh masayarakat termasuk sebagai perbaikan tingkat hidup yang berkeadilan sosial, serta menjadi tujuan dan cita-cita kemerdekaan kita.
Pembangunan tersebut merupakan suatu proses dari Pembangunan Jangka Panjang I (PJP I) ke PJP II dan seterusnya ke PJP berikutnya. Struktur ekonomi pada PJP I berintikan kekuatan pertanian dengan dukungan bidang industri. Sedangkan PJP II berintikan kekuatan industri dengan dukungan bidang pertanian. Ini berarti terjadinya perubahan Era, dari “Era Agraris” ke “Era Industrial” dengan Pelita VI sebagai awal perubahan era yang dikenal sebagai “Era Tinggal Landas” dan akan berproses sampai kita benar-benar ada dalam Era Industrial.
Pergeseran era tersebut diatas mengakibatkan terjadinya pergeseran nilai-nilai kehidupan Agraris ke Industrial, yang antara lain seperti yang akan diuraikan lebih lanjut dibawah ini.

A. Nilai-nilai kehidupan masyarakat Agraris

1. Nilai-nilai kerja

a. Kerja keras tanpa mengenal batas usia walaupun produktifitas (economic
productivity) telah menurun.

b. Anak-anak membantu kerja di ladang atau apapun. Dengan demikian tabungan berupa
perluasan ladang, dengan maksud membuka lapangan kerja bagi anak-anaknya dan
menambah pendapatan.

c. Upah kerja merupakan pendapatan sesaat.

2. Nilai-nilai kesejahteraan
a. Konsep kesejahteraan yang sangat sederhana, ialah “Ono Dino, Ono Upo”.

b. Hari tua dijamin anak –anak keturunannya; sehingga banyak anak, banyak pula
yang menjamin hari tua, dengan demikian dirasakan semakin sejahtera tanpa
kesadaran bahwa hal tersebut akan membebani anak-anaknya (jika memiliki kelak).

c. Pensiun tidak dikenal, atau dikenal hanya sebagai kata tanpa makna.

d. Hidup dinilai dengan perasaan kepasrahan (belum mengenal asuransi).

e. Keluarga berencana sebagai konsep berkeluarga yang telah diterima secara luas,
berkonsekuensi satu keluarga hanya mempunyai dua anak. Dengan demikian
penjamin hari tua tinggal dua anak. Inipun kalau mereka mampu, akibatnya
resiko jaminan hari tua oleh anak menjadi makin besar.

f. Urbanisasi dan globalisasi mendorong anak untuk meninggalkan orangtuanya. Hal
ini berakibat kesejahteraan orangtua makin diragukan, apalagi secara alami
dengan bertambahnya usia maka orang tua menjadi makin tidak produktif
(economic productivity) dan makin tergantung pada bantuan orang lain. Keadaan
ini diperparah lagi bila yang bersangkutan termasuk golongan miskin struktural.

3. Nilai-nilai wawasan mengenai Extended Family

Extended family dalam pandangan Agraris merupakan perluasan dari nuclear family yang terdiri dari Bapak/Ibu, anak-anak dan diperluas dengan cucu-cucu yang hidup dalam satu atap atau “Three Generations In One Roof “.
Masyarakat Agraris memandang extended family sebagai unit sosial terkecil dalam tata kehidupan bangsa. Sedangkan tanggung runtunnya adalah sebagai berikut:

a. Orang tua jika Tuhan Yang Maha Esa mengijinkan suatu waktu akan menjadi lansia, dengan tingkat produktivitas ekonomi dan kesehatan yang terus menurun. Pada saat seperti itu anak-anaknya berkewajiban untuk menjamin kesejahteraan orang tuanya. Hal ini memiliki arti semakin banyak anak semakin tinggi tingkat perlindungan kesejahteraannya, atau secara relatif beban yang ditanggung anak semakin ringan. Anak bertindak sebagai penjamin orang tuanya dan demikian seterusnya secara turun menurun.

b. Orang tua sebagai sumber kebijakan dan pengalaman akan diturunkan kepada anak-anak dan keturunannya sendiri dan demikian seterusnya secara turun menurun.

c. Sikap anak pada orang tua adalah “Mikul Duwur, Mendem Jero”.

d. Jika tanggung runtun tersebut menerobos keluar garis keturunan, maka paling jauh akan menjangkau keluarga dekatnya atau komunitas sekitarnya.

B. Nilai-nilai kehidupan masyarakat Industrial

1. Nilai-nilai kerja

a. Kerja keras dan cerdas, sampai usia pensiun kemudian diganti oleh yang muda.

b. Anak-anak tidak perlu membantu kerja mencari nafkah namun mementingkan untuk pergi sekolah (belajar).

c. Upah merupakan penghasilan kini untuk kini, ditambah penghasilan yang ditunda (ditabung) guna melindungi kesejahteraannya dan kesinambungan pendapatan di hari tua (pensiun).

2. Nilai-nilai kesejahteraan

a. Konsep kesejahteraan terpadu ialah “Sejahtera Kini dan Nanti”.

b. Hari tua dijamin oleh sistem perlindungan kesejahteraan sosial termasuk jaminan hari tua yang antara lain berupa program pensiun dan asuransi jiwa.

c. Program pensiun merupakan kebutuhan untuk mempertahankan hidup setelah tidak ekomomis produktif yaitu pada usia lanjut.

d. Hidup dinilai secara riil dan terus meningkat disamping perasaan pasrah (karena kita beragama).

3. Nilai-nilai wawasan mengenai Extended Family

Extended family dalam pandangan industrial mempunyai pengertian yang lebih luas dari pandangan agraris. Extended family merupakan gabungan dari nuclear family dalam suatu keluarga besar yaitu bangsa, disebut sebagai “Three Generations In One Nation”. Pandangan ini membagi struktur kependudukan menjadi tiga kelompok usia sebagai berikut:

 Kelompok lanjut usia (berusia 60 tahun atau lebih)
 Kelompok usia muda (berusia 20 tahun sampai 59 tahun)
 Kelompok anak/remaja (berusia kurang dari 20 tahun)

Pengkelompokan ini menjadikan struktur demografi bangsa sebagai faktor yang sangat penting supaya tanggung runtunnya dapat diatur dalam suatu sistem kesejahteraan secara nasional. Landasan yang dijadikan dasar adalah kegotong royongan nasional dalam time frame “generasi ke generasi”. Sedangkan tanggung runtunnya dapat digambarkan sebagai berikut:

a. Orang tua yang mencapai batas awal lansia dengan tingkat produktivitas ekonomi yang menurun diberhentikan dari pekerjaannya untuk kemudian dipensiunkan dan digantikan oleh yang berusia muda.

b. Setelah pensiun maka lansia yang mendapat manfaat pensiun namun tidak memadai dimungkinkan untuk bekerja lagi dalam karir yang kedua yang disesuaikan dengan keadaan fisik dan kemampuan serta tidak conflicting dengan kebutuhan kerja usia muda. Jika manfaat pensiun sudah memadai maka lansia tidak perlu bekerja lagi namun tetap memerlukan kegiatan sosial dan spiritual.

c. Sepanjang hidup termasuk hari tua dijamin oleh suatu sistem perlindungan kesejahteraan sosial nasional berupa public social security dan perlindungan kesejahteraan sosial privat/swasta berupa privat social security yang diselenggarakan secara berkelompok atau mandiri. Pendanaan public social security dilakukan secara kegotong royongan nasional ialah dari masyarakat dan Pemerintah (dari pajak penghasilan), sedangkan privat social security secara gotong royong antara pemberi kerja dan pekerja atau secara mandiri. Penyelengaraannya menggunakan metode pra-dana dan sedini mungkin.

d. Untuk menghargai dan menghormati lansia, Pemerintah dan masyarakat secara bergotong royong menyediakan fasilitas-fasilitas khusus yang pada prinsipnya memberikan kemudahan-kemudahan dan keringanan biaya.

e. Para usia muda menyadari bahwa suatu waktu merekapun akan masuk katagori lansia sehingga mereka menganggap dirinya sebagai wakil lansia yang hidup dimasa kini. Oleh karenanya mereka merasa berkewajiban untuk ikut menyusun kebijakan-kebijakan kesejahteraan lansia.

C. Perkiraan perkembangan di Indonesia
Seperti telah diuraikan, kita saat ini berada dalam Era Tinggal Landas, yang mengakibatkan pergeseran nilai-nilai kehidupan bangsa dan sekaligus merubah wawasan masyarakat terhadap pengertian-pengertian extended family versi agraris ke versi industrial. Namun, sebaiknya kita renungkan terlebih dahulu mengenai falsafah dasar dan posisi politik Negara kita, sebagai berikut:

1. Ke-lima sila dalam Pancasila selalu didasari pada adanya pihak-pihak lain selain diri kita, keluarga kita, agama kita, golongan kita dan secara nyata menekankan pada kesatuan dan persatuan, serta mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia.

2. Garis-garis besar haluan negara dengan wawasan nusantaranya membawa kita untuk berwawasan luas khususnya dalam kesatuan sosial yang antara lain menyebutkan; masyarakat Indonesia adalah satu; perikehidupan bangsa harus merupakan kehidupan yang serasi dengan terdapatnya tingkat kehidupan masyarakat yang sama, merata dan seimbang serta adanya keselarasan kehidupan yang sesuai dengan kemajuan bangsa.

Sehubungan dengan itu maka kami berpendapat bahwa berdasarkan falsafah dasar dan posisi politik bangsa Indonesia, maka wawasan masyarakat akan bergeser dari pengertian extended family versi agraris ke extended family versi industrial dengan segala keonsekuensinya, bahwa sistem jaminan hari tua pada umumnya dan sistem pensiun secara khusus merupakan kebutuhan hidup yang strategis. Dengan demikian sistem perlindungan kesejahteraan sosial memiliki peranan penting dalam tata kehidupan bangsa Indonesia. Bahkan sebagai orang timur, tetap memerlukan hubungan batin yang dekat anatara anak dan orangtuanya masing-masing serta “Mikul Duwur, Mendem Jero”.
Sistem perlindungan kesejahteraan sosial berperan melicinkan proses pergeseran nilai-nilai kehidupan masyarakat agraris menuju masyarakat industrial. (bersambung)

Kiat Mengelola DPPK Dengan PPMP

1. Memahami dan menghayati Falsafah Dasar & Peranan Dana Pensiun , agar
Pembentukan Dana Pensiun disetiap Perusahaan tidak sekadar ikut-2-an.

2. Pemberi Kerja selaku Pendiri Dana Pensiun harus merasa committed akan
adanya kewajiban pembeyaaan jangka panjang ( selama-lama-nya ).

3. Pemilihan Program Pensiun harus berdasarkan kemampuan Perusahaan dan perencanaannya perlu dikaitkan dengan Lembaga Program Kesejahteraan lainnya , supaya kemanfaatan-nya Dana Pensiun bagi peserta dapat meningkat dan berkesinambungan.

4. Dana Pensiun harus di-kelola secara profesional, sadar beaya dan dengan pendekatan Asset / Liability Management serta Good Pension-Fund Governance.

5. Dana Pensiun harus di-kelola dengan keterbukaan informasi terutama bagi Pe-
serta Aktip dan Pensiunan, karena keterbukaan adalah wahana ke-hati-hati-an, sebagai salah satu azas Dana Pensiun.

6. Data-2 Strategis harus di-ikuti, di-pantau dan di-analisa serta di-update-kan secara berkesinambungan.

7. Asumsi-2 Aktuaria khususnya dengan pengaruh eksternal harus distandarkan , sedang asumsi-2 dengan pengaruh internal harus terkendali.

8. Strategi Investasi adalah ketepatan pengalokasian dana pada berbagi jenis investasi ( diharapkan dg. Methoda Quantitative Sistem for Business ), yang se- selanjutnya di-investasikan pada berbagai instruman Investasi sejenis, agar Investasi tetap aman dengan Hasil optimal.

9. Setelah ada yang pensiun atau pada Dana Pensiun Bermitra, maka sebaiknya Dana Pensiun mulai menggunakan Methoda Multi Benefit Center.

10. Harus di-upayakan adanya kesatuan bahasa dan persepsi antara Pendiri, Pengawas , Peserta dan Pengurus Dana Pensiun.

11. Kebijaksanaan Sumber Daya Manusia perusahaan Pendiri harus mempertimbngkan keberadaannya Dana Pensiun..

Jakarta, 25 Agustus 1998
Ir. Kadarisman MBA - Penasihat ADPI

Selasa, 08 Juni 2010

BEI Suspen Saham Pan Brothers

PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan sementara perdagangan (suspen) saham PT Pan Brothers Tbk (PBRX). Suspensi atas saham Pan Brothers dilakukan di pasar reguler dan tunai sejak sesi pertama transaksi Selasa 8 Juni 2010.

Kepala Divisi Pengawasan Transaksi BEI, Hamdi Hassyarbaini, dalam penjelasan tertulis di Jakarta, hari ini, mengatakan, suspensi dilakukan setelah terjadi peningkatan harga kumulatif yang signifikan sebesar Rp 250 atau 151,52 persen pada harga penutupan Rp 165 pada 10 Mei 2010 menjadi Rp 415 pada 7 Juni 2010.

"Penghentian sementara perdagangan saham dilakukan hingga pengumuman bursa lebih lanjut," kata Hamdi dalam keterangan tertulis itu. Bursa mengimbau kepada pihak-pihak yang berkepentingan untuk memperhatikan informasi yang disampaikan perseroan.

Selain itu, otoritas bursa mencabut suspensi atas saham PT Karwell Indonesia Tbk (KARW) hanya di pasar negosiasi hari ini mulai sesi pertama.

Sebelumnya, suspensi atas saham Karwell dilakukan terkait opini disclaimer dua tahun berturut-turut pada laporan keuangan auditan 2009 dan 2008. (hs)
sumber : VIVAnews.com

Selasa, 18 Mei 2010

Mei, Batas Akhir Klaim Nasabah Optima

Self Regulatory Organization (SRO) memberikan batas waktu bagi nasabah PT Optima Securities untuk mengklaim kepemilikan dananya di sekuritas tersebut sampai akhir Mei ini.

"Seharusnya April kemarin sudah selesai," kata Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan Bursa Efek Indonesia Uriep Budi Prasetyo di Jakarta, Senin malam.

Untuk mendapatkan dananya, Urip menambahkan, nasabah harus mengajukan klaim tersebut kepada Optima, baru kemudian diolah oleh SRO.

Ia menuturkan, sampai saat ini terdapat 150 rekening yang belum mengirimkan verifikasi klaim. "Jumlahnya 400-an, tapi 250 nasabah sudah melakukan klaim," ujar Uriep.

Namun, Uriep enggan menyebutkan total dana nasabah yang tersangkut di sekuritas tersebut. "Mohon maaf kita belum bisa mengemukakannya sekarang," kata dia.

Sebelumnya, Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Fuad Rahmany menduga rekening yang belum diklaim tersebut tak bertuan.

Hal itu menyebabkan proses pemeriksaan memakan waktu lama. "SRO kesulitan mengungkapkan jumlah dana Optima yang sebenarnya termasuk dana yang telah hilang," kata Fuad.

Adapun kategori rekening bermasalah, menurut dia, adalah tidak adanya kecocokan antara hasil verifikasi Optima dengan nilai yang tercatat pada PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI).

Seperti diketahui, manajemen Optima Securities diduga telah menjual aset-aset nasabah yang berupa efek. Dana hasil penjualan efek itu digunakan untuk menutup dugaan penggelapan dana yang dilakukan PT Optima Karya Capital Management.

Dana nasabah Optima Securities ditaksir senilai Rp 200 miliar. Nilai itu jauh di bawah dana nasabah Optima Kharya Capital Management yang tersangkut di kontrak pengelolaan dana (KPD).

Dana nasabah institusi dan ritel di KPD Optima Kharya Capital Management mencapai Rp 600 miliar.

Sementara itu, data Bursa Efek Indonesia menunjukkan aktivitas Optima Kharya Capital Securities sudah dibekukan sejak akhir tahun lalu. (umi)
sumber : vivanews.com

Rabu, 31 Maret 2010

Fasiltas Perpajakan DP

PPH 21 Atas MP, THT & JHT

Kamis, 25 Maret 2010

Dasar Penilaian Investasi Dana Pensiun


Investasi Dana Pensiun





Jumat, 19 Februari 2010

Jumlah Peserta DP Dibandingkan Dengan Jumlah Tenaga Kerja Produktif Th 2007

Rabu, 17 Februari 2010

Perkembangan DPPK BUMN & Non BUMN

Perkembangan Jumlah Dana Pensiun

PERBEDAAN PPMP-PPIP PADA DPPK





Rabu, 20 Januari 2010

Kalender Diklat ADPI 2010

Relationship

  © Blogger template 'Perfection' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP