Rabu, 12 Februari 2014

BENCHMARK DANA PENSIUN 2013



Dalam rangka pelaksanaan Rencana Kerja ADPI tahun 2014, maka untuk keperluan evaluasi pengelolaan dana pensiun serta monitoring kinerja industri dana pensiun tahun 2013, ADPI telah menyusun benchmark kinerja utama dana pensiun 2013 yang dapat dipergunakan stakeholders baik pendiri, dewan pengawas, pengurus dalam mengevaluasi sekaligus mendorong peningkatan kinerja masing-masing dana pensiun.  Adapun hasil benchmark kinerja dana pensiun tahun 2013 adalah sebagai berikut:


I.  LATAR BELAKANG :

1.    Pengelolaan dana pensiun bertujuan untuk memenuhi kewajiban kepada peserta baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Keberhasilan pengelolaan dana pensiun baik bersifat jangka pendek maupun jangka panjang dapat diukur dengan menggunakan indikator yang ditetapkan oleh Ketentuan/peraturan yang menggunakan rumusan yang ditetapkan melalui PER-05/BL/2012 tentang Penyusunan Laporan Keuangan dan Dasar Penilaian Investasi Bagi Dana Pensiun maupun PMK No.199/PMK.010/2008 tentang Investasi Dana Pensiun. Keberhasilan dana pensiun dalam mengelola kinerja jangka pendek-tahunan dapat mendorong kinerja dana pensiun dalam jangka panjang.

2.  Berdasarkan PER-05/BL/2012 yang berlaku sejak Januari 2012, ditetapkan bahwa pencatatan aset dana pensiun menggunakan prinsip nilai wajar (mark to market). Portfolio investasi dana pensiun saat ini 70% ditempatkan pada portfolio pasar modal dan 30% ditempatkan pada instrument lainnya baik pada pasar uang (deposito, tabungan) maupun instrument sektor riil seperti property maupun penyertaan langsung (kepemilikan perusahaan). Dengan komposisi tersebut portfolio dana pensiun terekspose langsung pada resiko kenaikan /penurunan harga pasar disamping resiko kredit.  Dengan demikian fluktuasi harga pasar sangat mempengaruhi langsung nilai aset bersih maupun nilai investasi bersih dana pensiun baik DPPK Manfaat Pasti maupun Iuran Pasti.

3.    Kondisi pasar modal baik pada tataran global maupun nasional akan selalu mengalami fluktuasi baik peningkatan maupun penurunan, sehingga mengharuskan pengurus mengendalikan dampak negative dari fluktuasi agar  dapat menjaga kinerjanya dan tetap mampu memenuhi kewajiban jangka pendek maupun panjang. Untuk RKA dana pensiun tahun 2014 (berdasarkan hasil survei), dana pensiun mempunyai tantangan untuk mencapai target investasi (ROI) rata-rata sebesar antara 9,7% sd 12,4 % p.a.

NO
DANA PENSIUN
ROI
(tanpa SPI )
ROI
(dng SPI)
1
Dana Pensiun PPIP
8,9%
12,4%
2
Dana Pensiun PPMP
(> 500 milyar)
8,8%
9,7%
3
Dana Pensiun PPMP (<500 milyar="" span="">
9,4%
10,9%

4.    Naik turunnya harga pasar akan menyebabkan pengurus harus dengan cermat menyusun strategi keseimbangan pencapaian imbal hasil baik yang sifatnya berasal dari Hasil Usaha Bersih (realized gain) maupun Pendapatan Yang Belum Direalisir/SPI (unrealized gain/loss). Hasil pengelolaan investasi dalam satu periode (bulanan maupun tahunan) akan dipertanggungjawabkan kepada stakeholders baik Peserta, Pendiri, dan Dewan Pengawas. Dalam melakukan penilaian terhadap hasil pengelolaan investasi tersebut, perlu didukung dengan data pembanding industry (benchmark peer group) untuk mendapatkan penilaian yang wajar dan proporsional. Dalam kerangka pemikiran tersebut, ADPI menyusun benchmark kinerja dana pensiun 2013 atas dasar data yang tersedia untuk menghasilkan benchmark angka kinerja terendah, angka rata-rata maupun angka tertinggi pada setiap parameter dalam sub-kelompok masing-masing untuk menjadi patokan posisi masing-masing dalam industry.  

II. ASUMSI PERHITUNGAN

    1.    Perhitungan benchmarking kinerja 2013  diolah dari data keuangan  yang tersedia  yang meliputi 77 dana pensiun (14 Dapen PPIP dan 63 Dapen PPMP) dengan nilai aset (perolehan) sebesar Rp. 65,289,099,021,757.00.
    2.    ADPI  tidak melakukan verifikasi ulang atas data yang dilaporkan.
    3.    Data tersebut dilaporkan atas data inhouse (unaudited) 2013.
   4.    Indikator penilaian yang disusun benchmark kinerja 2013 adalah meliputi ROI, SPI dan RKD (bagi DPPK-MP).  Selanjutnya, dalam perhitungan rata-rata ROI, SPI maupun RKD menggunakan rata-rata tertimbang (weighted averaged ) atas dasar pembobotan nilai aset (perolehan). Pembobotan tersebut bertujuan agar besaran rata-rata tersebut  lebih dapat merepresentasikan besar-kecilnya kelolaan dana pensiun masing-masing sehingga menggambarkan kompleksitas  pengelolaan portfolio management. 
  5. ADPI juga menyampaikan perhitungan ROI dan SPI yang dirata-ratakan dengan menggunakan periode dua tahun berturut-turut (2012 dan 2013) untuk menyampaikan konsistensi kinerja dana pensiun dalam periode waktu yang lebih panjang.

III.      HASIL PERHITUNGAN BENCHMARK 2013

Dengan menggunakan data yang dikirimkan anggota ADPI sampai dengan akhir Januari 2014,  maka hasil perhitungan benchmark kinerja 2013 adalah sebagai berikut:


A.   DANA PENSIUN PPIP

NO
UKURAN KINERJA
2013
RATA2 2012/2013
1.
ROI (tanpa SPI)



·         ROI tertinggi
12,3 %
13,6 %

·         ROI rata-rata
8,8 %
9,5%

·         ROI terendah
5,0 %
5,7 %
2.
ROI (dengan SPI)



·         ROI tertinggi
12,0 %
19,7 %

·         ROI rata-rata
-1,0 %
6,0 %

·         ROI terendah
-3,9 %
1,0 %
3.
SPI (rata-rata)
-3,6 %
0,4 %
4.
RASIO EFISIENSI
6,6%
6,8%

B.   DANA PENSIUN PPMP
NO
UKURAN KINERJA
2013
RATA2 2012/2013
1.
ROI (tanpa SPI)



·         ROI tertinggi
17,0 %
15,1 %

·         ROI rata-rata
10,3  %
10,2 %

·         ROI terendah
-0,7  %
2,2 %
2.
ROI (dengan SPI)



·         ROI tertinggi
32,0 %
47,8%

·         ROI rata-rata
4,8 %
8,2 %

·         ROI terendah
-9,8 %
-4,6 %
3.
SPI (rata-rata)
7,1 %
9,1 %
4.
RATA-RATA RKD
93,21 %
97,27 %
5.
RASIO EFISIENSI
9,5%
8,6%

Untuk melihat lebih tajam pada kluster asset, maka berikut benchmark kinerja keuangan pada masing-masing kluster sebagai berikut:

B.1. DANA PENSIUN PPMP ( ASET DIATAS 500 MILYAR)




NO
UKURAN KINERJA
2013
RATA2 2012/2013
1.
ROI (tanpa SPI)



·         ROI tertinggi
16,9 %
15,1%

·         ROI rata-rata
10,4%
10,3 %

·         ROI terendah
-0,7 %
2,8  %
2.
ROI (dengan SPI)



·         ROI tertinggi
29,5 %
25,4 %

·         ROI rata-rata
4,7 %
8,2 %

·         ROI terendah
-9,8 %
-4,6 %
3.
SPI (rata-rata)
4,30 %
7,4 %
4.
RATA-RATA RKD
90,52%
98,79%
5.
RASIO EFISIENSI
9,2%
8,2 %






B.2. DANA PENSIUN PPMP ( ASET DIBAWAH 500 MILYAR)

NO
UKURAN KINERJA
2013
RATA2 2012/2013
1.
ROI (tanpa SPI)



·         ROI tertinggi
13,9 %
12,90 %

·         ROI rata-rata
8,1 %
8,5 %

·         ROI terendah
2,7 %
3,9 %
2.
ROI (dengan SPI)



·         ROI tertinggi
31,9 %
47,8 %

·         ROI rata-rata
5,7 %
8,8 %

·         ROI terendah
-2,5 %
1,2 %
3.
SPI (rata-rata)
9,0 %
10,3 %
4.
RKD RATA-RATA
93,35 %
95,34 %
5.
RASIO EFISIENSI
12,9%
13,5%

III.    PEMBAHASAN:

1.    Tahun 2013 merupakan tahun penuh tantangan bagi dunia investasi, kondisi makro ekonomi Indonesia mengalami tekanan dengan adanya : deficit neraca transaksi berjalan, nilai tukar rupiah mengalami depresiasi, dan inflasi relative tinggi sehingga mempengaruhi nilai wajar portfolio obligasi yang mengalami penurunan harga +/- 10% y-o-y, IHSG turun 0,98% y-o-y, LQ-45 turun 3,25% y-o-y, dan Kompas 100 turun 3,82% y-o-y ; sehingga secara keseluruhan factor-faktor tersebut menyebabkan kinerja portfolio dana pensiun kurang maksimal pada tahun 2013.

2.   Penurunan kinerja yang relative dalam terjadi pada dana pensiun iuran pasti dengan menghasilkan ROI rata-rata negatif, sedangkan kondisi lebih baik terjadi pada dana pensiun Manfaat Pasti, walaupun  mengalami penurunan namun ROInya masih positif. Analisis lebih dalam menunjukkan terjadi kinerja luar biasa pada beberapa dana pensiun kelompok manfaat pasti dengan hasil exceptional dalam situasi pasar yang tertekan saat ini. Kunci keberhasilannya adalah ditopang oleh diversifikasi portfolionya pada investasi alternative berupa penyertaan langsung yang memiliki performance baik dan investasi pada tanah & bangunan (property) yang direvaluasi sehingga memiliki nilai lebih baik. Sedangkan untuk dana pensiun iuran pasti memiliki sebagian besar portfolionya pada instrument pasar modal sehingga terpengaruh langsung nilai pasar yang turun sehingga menghasilkan SPI negatif.  
3.   Kemampuan pemenuhan kewajiban dana pensiun manfaat pasti pada tahun 2013 sesuai RKD rata-rata menunjukkan rasio dibawah 100%, dan untuk kelompok dana pensiun dengan asset diatas 500 milyar memiliki rata-rata RKD yang lebih rendah dari rata-rata RKD industri. Untuk itu dana pensiun masing2 perlu segera berkomunikasi dengan Aktuaris dan Pendiri qq Dewan Pengawas, untuk menetapkan perlu tidaknya iuran tambahan sesuai dengan ketentuan dan prosedur.
4. Dalam melakukan pengendalian efisiensi yang dinilai atas dasar rasio biaya operasional terhadap pendapatan investasi, dana pensiun menunjukkan kinerja yang cukup efisien sehingga efisiensi tersebut perlu dipertahankan bahkan perlu ditingkatkan.
IV.     KESIMPULAN

1.    Kinerja industri dana pensiun tahun 2013 menunjukkan gambaran kinerja industri kurang maksimal yang diakibatkan oleh penurunan kondisi pasar baik : saham, surat berharga Negara, reksadana maupun obligasi korporasi sebagai dampak negative dari menurunnya kondisi makro ekonomi Indonesia.

2.    Dana Pensiun dapat menggunakan data benchmark tersebut sebagai pembanding atas kinerja masing-masing dana pensiun untuk menjadi patokan dan sekaligus sarana untuk memperbaiki kinerja di tahun-tahun mendatang.

3.    Bagi  Dana Pensiun  iuran pasti yang mempunyai SPI negative, perlu menjelaskan dengan logis, transparan dan wajar kepada peserta yang mengalami besar manfaat pensiun yang berkurang, sebagai akibat menurunnya hasil pengembangannya. Besarnya manfaat pensiun iuran pasti ditentukan oleh besar kecilnya hasil pengembangan yang terdiri dari hasil usaha bersih (realized gain) maupun SPI/Pendapatan Yang Belum Direalisir (unrealized gain) yang sifatnya bisa positif maupun negative.

4. Pengelolaan dana pensiun perlu dipahami dalam perspektif pengelolaan berkelanjutan jangka panjang, sehingga diperlukan pemahaman mendalam terhadap karakteristik investasi oleh stakeholders dalam melakukan evaluasi penilaian kinerja pengelolaan dana pensiun yang merupakan kombinasi perspektif jangka pendek (tahunan) dengan perspektif jangka yang lebih panjang (3-5 tahun) dalam melihat konsistensi kinerjanya. Pengurus diharapkan lebih dapat menerapkan strategi keseimbangan antara pencapaian jangka pendek dengan pencapaian jangka panjang.

5.  Kedepan ADPI akan terus menyempurnakan pendekatan metode benchmarking terhadap penilaian kinerja dana pensiun yang berorientasi jangka panjang dengan melakukan kerjasama dengan OJK mengacu pada PER-05/BL/2012 yang mengutamakan  pertumbuhan aset neto dalam penilaian kinerja dana pensiun.

Demikian, semoga benchmark kinerja dana pensiun 2013 ini dapat bermanfaat bagi Pengurus, Pendiri, Peserta maupun Dewan Pengawas masing-masing. 

Dewan Pimpinan
ASOSIASI DANA PENSIUN INDONESIA






Dana Pensiun yang menyampaikan data kinerja 2013 :
  1
Angkasa Pura I

39
Gunung Madu



2
Angkasa Pura II

40
Hutama Karya



3
Apac Inti Corpora

41
Indomobil Group



4
Astra Dua

42
Inti



5
Astra Satu

43
IP Pusri



6
Asuransi Jasa Indonesia

44
IPTN



7
Bakrie

45
Jiwasraya



8
Bank BPR Jatim

46
Kalbe Farma



9
Bank DKI

47
Kaltim Prima Coal



10
Bank Kalbar

48
Karyawan Jamsostek



11
Bank Maluku

49
Kertas Leces



12
Bank Mandiri

50
Kimia Farma



13
Bank Mandiri Dua

51
Lembaga Katolik Yadapen



14
Bank Mandiri Empat

52
Len Industri



15
Bank Mandiri Satu

53
LIA



16
Bank Mandiri Tiga

54
LKBN Antara



17
Bank NTT

55
Merpati Nusantara A.



18
Bank Sumut

56
Mitra Krakatau



19
Biro Klasifikasi Indonesia

57
Nindya Karya



20
BNI

58
Pegadaian



21
BPD Aceh

59
Pelni



22
BPD Bengkulu

60
Pendidikan Cendekia Utama



23
BPD Kalimantan Selatan

61
Perhutani



24
BPD NTB

62
Perkebunan



25
BPD Sulteng

63
PLN



26
BPD Sumatera Barat

64
Pos Indonesia



27
BPK Penabur

65
Pupuk Kujang



28
Cardig Group

66
Pusri



29
Chevron Pacific Ind

67
Sari Husada



30
Coca Cola Indonesia

68
Satya Wacana



31
Danapera

69
Sekolah Kristen



32
Danareksa

70
Semen Gresik



33
Dapenma Pamsi

71
Semen Padang



34
Delta Djakarta

72
Smart



35
Freeport Indonesia

73
Taspen



36
Garam

74
Telkom



37
Garuda Indonesia

75
Unggul Indah Cahaya



38
GKJW

76
77
Wijaya Karya
 UHAMKA



Relationship

  © Blogger template 'Perfection' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP