BENCHMARK DANA PENSIUN 2013
Dalam
rangka pelaksanaan Rencana Kerja ADPI tahun 2014, maka untuk keperluan evaluasi
pengelolaan dana pensiun serta monitoring kinerja industri dana pensiun tahun
2013, ADPI telah menyusun benchmark kinerja utama dana pensiun 2013 yang dapat
dipergunakan stakeholders baik
pendiri, dewan pengawas, pengurus dalam mengevaluasi sekaligus mendorong
peningkatan kinerja masing-masing dana pensiun. Adapun hasil benchmark kinerja dana pensiun tahun
2013 adalah sebagai berikut:
I. LATAR BELAKANG :
1. Pengelolaan
dana pensiun bertujuan untuk memenuhi kewajiban kepada peserta baik dalam
jangka pendek maupun jangka panjang. Keberhasilan pengelolaan dana pensiun baik
bersifat jangka pendek maupun jangka panjang dapat diukur dengan menggunakan
indikator yang ditetapkan oleh Ketentuan/peraturan yang menggunakan rumusan
yang ditetapkan melalui PER-05/BL/2012 tentang Penyusunan Laporan Keuangan dan Dasar Penilaian Investasi Bagi Dana Pensiun maupun
PMK No.199/PMK.010/2008 tentang Investasi
Dana
Pensiun.
Keberhasilan dana pensiun dalam mengelola kinerja jangka pendek-tahunan dapat
mendorong kinerja dana pensiun dalam jangka panjang.
2. Berdasarkan
PER-05/BL/2012 yang berlaku sejak Januari 2012, ditetapkan bahwa pencatatan aset
dana pensiun menggunakan prinsip nilai wajar (mark to market). Portfolio investasi dana pensiun saat ini 70% ditempatkan
pada portfolio pasar modal dan 30% ditempatkan
pada instrument lainnya baik pada pasar uang (deposito, tabungan) maupun
instrument sektor riil seperti property maupun penyertaan langsung (kepemilikan
perusahaan). Dengan komposisi tersebut
portfolio dana pensiun terekspose langsung pada resiko kenaikan /penurunan
harga pasar disamping resiko kredit. Dengan
demikian fluktuasi harga pasar sangat mempengaruhi langsung nilai aset bersih
maupun nilai investasi bersih dana pensiun baik DPPK Manfaat Pasti maupun Iuran
Pasti.
3. Kondisi
pasar modal baik pada tataran global maupun nasional akan selalu mengalami fluktuasi
baik peningkatan maupun penurunan, sehingga mengharuskan pengurus mengendalikan
dampak negative dari fluktuasi agar dapat
menjaga kinerjanya dan tetap mampu memenuhi kewajiban jangka pendek maupun
panjang. Untuk RKA dana
pensiun tahun 2014 (berdasarkan
hasil survei), dana pensiun mempunyai tantangan untuk mencapai target investasi (ROI) rata-rata sebesar antara 9,7% sd 12,4 % p.a.
NO
|
DANA
PENSIUN
|
ROI
(tanpa SPI )
|
ROI
(dng SPI)
|
1
|
Dana Pensiun
PPIP
|
8,9%
|
12,4%
|
2
|
Dana Pensiun
PPMP
(> 500
milyar)
|
8,8%
|
9,7%
|
3
|
Dana Pensiun
PPMP (<500 milyar="" span="">500>
|
9,4%
|
10,9%
|
4. Naik
turunnya harga pasar akan menyebabkan pengurus harus dengan cermat menyusun
strategi keseimbangan pencapaian imbal hasil baik yang sifatnya berasal dari Hasil
Usaha Bersih (realized gain) maupun
Pendapatan Yang Belum Direalisir/SPI (unrealized
gain/loss). Hasil pengelolaan investasi dalam satu periode (bulanan maupun
tahunan) akan dipertanggungjawabkan kepada stakeholders baik Peserta, Pendiri,
dan Dewan Pengawas. Dalam melakukan penilaian terhadap hasil pengelolaan
investasi tersebut, perlu didukung dengan data pembanding industry (benchmark peer group) untuk mendapatkan penilaian
yang wajar dan proporsional. Dalam kerangka pemikiran tersebut, ADPI menyusun
benchmark kinerja dana pensiun 2013 atas dasar data yang tersedia untuk
menghasilkan benchmark angka kinerja terendah, angka rata-rata maupun angka tertinggi pada setiap parameter dalam sub-kelompok
masing-masing untuk menjadi patokan posisi masing-masing dalam industry.
II. ASUMSI
PERHITUNGAN
1. Perhitungan
benchmarking kinerja 2013 diolah dari data keuangan yang tersedia yang meliputi 77 dana pensiun
(14 Dapen PPIP dan 63
Dapen PPMP) dengan nilai aset (perolehan) sebesar Rp. 65,289,099,021,757.00.
2. ADPI
tidak melakukan verifikasi ulang atas
data yang dilaporkan.
3. Data
tersebut dilaporkan atas data inhouse (unaudited) 2013.
4. Indikator
penilaian yang disusun benchmark kinerja 2013 adalah meliputi ROI,
SPI dan RKD (bagi DPPK-MP). Selanjutnya,
dalam perhitungan rata-rata ROI, SPI maupun RKD menggunakan rata-rata
tertimbang (weighted averaged ) atas
dasar pembobotan nilai aset (perolehan).
Pembobotan tersebut bertujuan agar besaran rata-rata tersebut lebih dapat
merepresentasikan besar-kecilnya kelolaan dana pensiun masing-masing sehingga menggambarkan
kompleksitas pengelolaan portfolio
management.
5. ADPI juga menyampaikan perhitungan ROI dan SPI yang dirata-ratakan dengan menggunakan periode dua tahun berturut-turut (2012 dan 2013) untuk menyampaikan konsistensi kinerja dana pensiun dalam periode waktu yang lebih panjang.
5. ADPI juga menyampaikan perhitungan ROI dan SPI yang dirata-ratakan dengan menggunakan periode dua tahun berturut-turut (2012 dan 2013) untuk menyampaikan konsistensi kinerja dana pensiun dalam periode waktu yang lebih panjang.
III.
HASIL
PERHITUNGAN BENCHMARK 2013
Dengan
menggunakan data yang dikirimkan anggota ADPI sampai dengan akhir Januari 2014,
maka hasil perhitungan benchmark kinerja
2013 adalah sebagai berikut:
A. DANA PENSIUN PPIP
NO
|
UKURAN KINERJA
|
2013
|
RATA2 2012/2013
|
1.
|
ROI (tanpa SPI)
|
||
·
ROI tertinggi
|
12,3 %
|
13,6 %
|
|
·
ROI rata-rata
|
8,8 %
|
9,5%
|
|
·
ROI terendah
|
5,0 %
|
5,7 %
|
|
2.
|
ROI (dengan SPI)
|
||
·
ROI tertinggi
|
12,0 %
|
19,7 %
|
|
·
ROI rata-rata
|
-1,0 %
|
6,0 %
|
|
·
ROI terendah
|
-3,9 %
|
1,0 %
|
|
3.
|
SPI
(rata-rata)
|
-3,6 %
|
0,4 %
|
4.
|
RASIO
EFISIENSI
|
6,6%
|
6,8%
|
B. DANA PENSIUN PPMP
NO
|
UKURAN KINERJA
|
2013
|
RATA2 2012/2013
|
1.
|
ROI (tanpa SPI)
|
||
·
ROI tertinggi
|
17,0 %
|
15,1 %
|
|
·
ROI rata-rata
|
10,3 %
|
10,2 %
|
|
·
ROI terendah
|
-0,7 %
|
2,2 %
|
|
2.
|
ROI (dengan SPI)
|
||
·
ROI tertinggi
|
32,0 %
|
47,8%
|
|
·
ROI rata-rata
|
4,8 %
|
8,2 %
|
|
·
ROI terendah
|
-9,8 %
|
-4,6 %
|
|
3.
|
SPI
(rata-rata)
|
7,1 %
|
9,1 %
|
4.
|
RATA-RATA RKD
|
93,21 %
|
97,27 %
|
5.
|
RASIO EFISIENSI
|
9,5%
|
8,6%
|
Untuk melihat lebih tajam pada
kluster asset, maka berikut benchmark kinerja keuangan pada masing-masing
kluster sebagai berikut:
B.1.
DANA PENSIUN PPMP ( ASET DIATAS 500 MILYAR)
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
B.2.
DANA PENSIUN PPMP ( ASET DIBAWAH 500 MILYAR)
NO
|
UKURAN KINERJA
|
2013
|
RATA2 2012/2013
|
1.
|
ROI (tanpa SPI)
|
||
·
ROI tertinggi
|
13,9 %
|
12,90 %
|
|
·
ROI rata-rata
|
8,1 %
|
8,5 %
|
|
·
ROI terendah
|
2,7 %
|
3,9 %
|
|
2.
|
ROI (dengan SPI)
|
||
·
ROI tertinggi
|
31,9 %
|
47,8 %
|
|
·
ROI rata-rata
|
5,7 %
|
8,8 %
|
|
·
ROI terendah
|
-2,5 %
|
1,2 %
|
|
3.
|
SPI
(rata-rata)
|
9,0 %
|
10,3 %
|
4.
|
RKD RATA-RATA
|
93,35 %
|
95,34 %
|
5.
|
RASIO
EFISIENSI
|
12,9%
|
13,5%
|
III. PEMBAHASAN:
1.
Tahun 2013 merupakan tahun penuh tantangan bagi dunia
investasi, kondisi makro ekonomi Indonesia mengalami tekanan dengan adanya : deficit
neraca transaksi berjalan, nilai tukar rupiah mengalami depresiasi, dan inflasi
relative tinggi sehingga mempengaruhi nilai wajar portfolio obligasi yang mengalami
penurunan harga +/- 10% y-o-y, IHSG turun 0,98% y-o-y, LQ-45 turun 3,25% y-o-y,
dan Kompas 100 turun 3,82% y-o-y ; sehingga secara keseluruhan factor-faktor tersebut
menyebabkan kinerja portfolio dana pensiun kurang maksimal pada tahun 2013.
2. Penurunan
kinerja yang relative dalam terjadi pada
dana pensiun iuran pasti dengan menghasilkan ROI rata-rata negatif, sedangkan
kondisi lebih baik terjadi pada dana pensiun Manfaat Pasti, walaupun mengalami penurunan namun ROInya masih positif.
Analisis lebih dalam menunjukkan terjadi kinerja
luar biasa pada beberapa dana pensiun kelompok manfaat pasti dengan hasil
exceptional dalam situasi pasar yang tertekan saat ini. Kunci keberhasilannya
adalah ditopang oleh diversifikasi portfolionya pada investasi alternative
berupa penyertaan langsung yang
memiliki performance baik dan investasi pada tanah & bangunan (property) yang direvaluasi sehingga memiliki nilai lebih baik. Sedangkan untuk dana pensiun
iuran pasti memiliki sebagian besar portfolionya pada instrument pasar modal
sehingga terpengaruh langsung nilai pasar yang turun sehingga menghasilkan SPI negatif.
3. Kemampuan pemenuhan
kewajiban dana pensiun manfaat pasti pada tahun 2013 sesuai RKD rata-rata menunjukkan rasio dibawah
100%, dan untuk kelompok dana pensiun dengan asset diatas 500 milyar
memiliki rata-rata RKD yang lebih rendah
dari rata-rata RKD industri. Untuk
itu dana pensiun masing2 perlu segera berkomunikasi dengan Aktuaris dan Pendiri
qq Dewan Pengawas, untuk menetapkan perlu tidaknya iuran tambahan sesuai
dengan ketentuan dan prosedur.
4. Dalam melakukan pengendalian
efisiensi yang dinilai atas dasar rasio biaya operasional terhadap pendapatan
investasi, dana pensiun menunjukkan kinerja yang cukup efisien sehingga
efisiensi tersebut perlu dipertahankan bahkan perlu ditingkatkan.
IV. KESIMPULAN
1. Kinerja
industri dana pensiun tahun 2013 menunjukkan gambaran kinerja industri kurang
maksimal yang diakibatkan oleh penurunan kondisi pasar baik : saham, surat
berharga Negara, reksadana maupun obligasi korporasi sebagai dampak negative
dari menurunnya kondisi makro ekonomi Indonesia.
2. Dana
Pensiun dapat menggunakan data benchmark tersebut sebagai pembanding
atas kinerja masing-masing dana pensiun untuk menjadi patokan dan sekaligus
sarana untuk memperbaiki kinerja di tahun-tahun mendatang.
3. Bagi Dana Pensiun
iuran pasti yang mempunyai SPI
negative, perlu menjelaskan dengan logis, transparan dan wajar kepada
peserta yang mengalami besar manfaat pensiun yang berkurang, sebagai akibat
menurunnya hasil pengembangannya. Besarnya manfaat pensiun iuran pasti
ditentukan oleh besar kecilnya hasil
pengembangan yang terdiri dari hasil usaha bersih (realized gain) maupun SPI/Pendapatan Yang Belum Direalisir (unrealized gain) yang sifatnya bisa
positif maupun negative.
4. Pengelolaan
dana pensiun perlu dipahami dalam perspektif pengelolaan berkelanjutan jangka
panjang, sehingga diperlukan pemahaman mendalam terhadap karakteristik
investasi oleh stakeholders dalam
melakukan evaluasi penilaian kinerja pengelolaan dana pensiun yang merupakan
kombinasi perspektif jangka pendek (tahunan) dengan perspektif jangka yang
lebih panjang (3-5
tahun) dalam melihat konsistensi kinerjanya. Pengurus diharapkan lebih dapat
menerapkan strategi keseimbangan antara pencapaian jangka pendek dengan
pencapaian jangka panjang.
5. Kedepan
ADPI akan terus menyempurnakan pendekatan metode benchmarking terhadap penilaian kinerja dana pensiun yang berorientasi jangka panjang
dengan melakukan kerjasama dengan OJK mengacu pada PER-05/BL/2012 yang
mengutamakan pertumbuhan aset neto dalam penilaian kinerja dana pensiun.
Demikian,
semoga benchmark kinerja dana pensiun 2013 ini dapat bermanfaat bagi Pengurus,
Pendiri, Peserta maupun Dewan Pengawas masing-masing.
Dewan Pimpinan
ASOSIASI
DANA PENSIUN INDONESIA
Dana
Pensiun yang menyampaikan
data
kinerja 2013 :
1
|
Angkasa Pura I
|
39
|
Gunung Madu
|
||||
2
|
Angkasa Pura II
|
40
|
Hutama Karya
|
||||
3
|
Apac Inti Corpora
|
41
|
Indomobil Group
|
||||
4
|
Astra Dua
|
42
|
Inti
|
||||
5
|
Astra Satu
|
43
|
IP Pusri
|
||||
6
|
Asuransi Jasa Indonesia
|
44
|
IPTN
|
||||
7
|
Bakrie
|
45
|
Jiwasraya
|
||||
8
|
Bank BPR Jatim
|
46
|
Kalbe Farma
|
||||
9
|
Bank DKI
|
47
|
Kaltim Prima Coal
|
||||
10
|
Bank Kalbar
|
48
|
Karyawan Jamsostek
|
||||
11
|
Bank Maluku
|
49
|
Kertas Leces
|
||||
12
|
Bank Mandiri
|
50
|
Kimia Farma
|
||||
13
|
Bank Mandiri Dua
|
51
|
Lembaga Katolik Yadapen
|
||||
14
|
Bank Mandiri Empat
|
52
|
Len Industri
|
||||
15
|
Bank Mandiri Satu
|
53
|
LIA
|
||||
16
|
Bank Mandiri Tiga
|
54
|
LKBN Antara
|
||||
17
|
Bank NTT
|
55
|
Merpati Nusantara A.
|
||||
18
|
Bank Sumut
|
56
|
Mitra Krakatau
|
||||
19
|
Biro Klasifikasi Indonesia
|
57
|
Nindya Karya
|
||||
20
|
BNI
|
58
|
Pegadaian
|
||||
21
|
BPD Aceh
|
59
|
Pelni
|
||||
22
|
BPD Bengkulu
|
60
|
Pendidikan Cendekia Utama
|
||||
23
|
BPD Kalimantan Selatan
|
61
|
Perhutani
|
||||
24
|
BPD NTB
|
62
|
Perkebunan
|
||||
25
|
BPD Sulteng
|
63
|
PLN
|
||||
26
|
BPD Sumatera Barat
|
64
|
Pos Indonesia
|
||||
27
|
BPK Penabur
|
65
|
Pupuk Kujang
|
||||
28
|
Cardig Group
|
66
|
Pusri
|
||||
29
|
Chevron Pacific Ind
|
67
|
Sari Husada
|
||||
30
|
Coca Cola Indonesia
|
68
|
Satya Wacana
|
||||
31
|
Danapera
|
69
|
Sekolah Kristen
|
||||
32
|
Danareksa
|
70
|
Semen Gresik
|
||||
33
|
Dapenma Pamsi
|
71
|
Semen Padang
|
||||
34
|
Delta Djakarta
|
72
|
Smart
|
||||
35
|
Freeport Indonesia
|
73
|
Taspen
|
||||
36
|
Garam
|
74
|
Telkom
|
||||
37
|
Garuda Indonesia
|
75
|
Unggul Indah Cahaya
|
||||
38
|
GKJW
|
76
77 |
Wijaya Karya
UHAMKA |