Rabu, 15 April 2009

Mencermati Euforia Pemilu di Bursa Saham

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami kenaikan yang tajam karena terdorong euforia hasil pemilu yang aman sehingga investor melakukan pembelian secara masif. Seberapa lama euforia akan mendorong IHSG? Investor perlu mencermatinya. "Kalau kita lihat, kenaikan IHSG banyak ditopang oleh investor lokal yang euforia karena sentimen pemilu legislatif. Saya pikir ini tidak akan bertahan, paling-paling satu dua pekan," ujar Head of Research PT Recapital Securities, Poltak Hotradero saat dihubungi detikFinance, Senin (13/4/2009). Poltak mengatakan, kenaikan IHSG yang hanya didorong oleh pembelian masif investor lokal belum memiliki kekuatan yang cukup untuk bertahan di level 1.500. Menurutnya, harus diakui bahwa peranan asing dalam menopang level IHSG masih belum tergantikan.
"Kalau saya lihat, seberapa kuat sih nafas investor lokal untuk mempertahankan IHSG di level 1.500? Saya kira tidak akan bertahan lama, apalagi asing belum masuk secara besar-besaran. Paling-paling dalam hitungan satu dua pekan ke depan juga turun lagi," ujar Head of Research PT Recapital Securities, Poltak Hotradero saat dihubungi detikFinance, Senin (13/4/2009).
Poltak menjelaskan, biasanya kenaikan IHSG didorong oleh pemborongan saham-saham di sektor finansial, infrastruktur dan consumer goods. Menurut Poltak, tiga sektor tersebut biasanya kalau naik tajam didorong oleh masuknya asing secara masif.
"Tapi yang saya lihat, kenaikan IHSG bukan didorong oleh 3 sektor itu. Artinya, asing belum masuk secara besar-besaran. Kelihatannya, kenaikan IHSG hanya ditopang oleh investor lokal saja," ujarnya. Poltak mengatakan, sentimen pemilu legislatif merupakan faktor utama penggerak investor lokal melakukan pembelian. Namun ia sangsi kalau kenaikan IHSG bakal bertahan hingga pemilu presiden Juli 2009.
"Kalau asing belum masuk, saya pikir nafas investor lokal tidak cukup kuat menopang IHSG di level 1.500 hingga pemilu presiden. Dalam satu dua pekan ke depan akan ada profit taking besar-besaran," ujarnya. Asumsi Poltak didasarkan pada aspek fundamental perekonomian Indonesia yang belum menunjukkan tanda-tanda perbaikan, sehingga ia memastikan kalau kenaikan IHSG hanyalah bagian dari sikap euphoria investor lokal saja terhadap sentimen pemilu legislatif. "Fundamental ekonomi Indonesia kan belum ada perubahan yang signifikan. Jadi tidak mungkin kenaikan IHSG didukung oleh tren perbaikan fundamental.
Nilai earning per share (laba per saham) kebanyakan emiten saja masih tertekan. Jadi bisa dipastikan, kenaikan IHSG ini hanya sesaat, karena tidak disokong oleh perbaikan fundamental, " jelas Poltak. Menurut Poltak, mengacu pada proyeksi ekonomi makro terkini yang dilansir para analis belum menunjukkan adanya tanda-tanda perbaikan fundamental ekonomi. Hal inilah yang menurutnya menjadi alasan mengapa investor asing belum masuk secara masif ke lantai bursa saham Indonesia.
"Kalau investor asing kan melihat dari sudut pandang fundamental. Sejauh ini proyeksi ekonomi makro Indonesia belum cukup bagus untuk mendorong asing masuk. Jadi saya kira kenaikan IHSG tidak akan bertahan lama," jelasnya.Menurut Poltak, pemilu legislatif kurang memberi pengaruh pada perekonomian riil Indonesia. Berbeda dengan pemilu presiden."Asing lebih menunggu hasil pemilu presiden ketimbang pemilu legislatif. Asing menunggu siapa yang memimpin negeri ini, kebijakan seperti apa yang akan diterapkan oleh pemimpin baru nanti. Jadi saat ini, asing masih menunggu hasil pemilu presiden baru memutuskan masuk," ujarnya.Atas alasan itu, Poltak mengimbau para investor lokal jangan mudah terpancing oleh sentimen yang bersifat jangka pendek. Sebagaimana dikatakan olehnya di atas, kenaikan IHSG diperkirakan hanya akan bertahan satu hingga dua pekan saja. "Setelah itu pasti akan profit taking. IHSG akan turun dulu sampai menjelang pemilu presiden baru akan terkerek naik lagi. Biasanya asing akan mulai masuk menjelang pemilu presiden," jelas Poltak.
Poltak mengatakan, kisaran IHSG yang wajar jika mengacu para kondisi dan proyeksi fundamental ekonomi Indonesia terkini, masih berada di kisaran 1.100 hingga 1.500. Poltak sangsi kalau IHSG bisa menembus level 1.700 sebagaimana diproyeksikan banyak analis. "Saya kira kalau menembus 1.700 sulit jika kita mengacu pada kondisi dan proyeksi fundamental Indonesia di 2009.
Namun segala kemungkinan bisa saja terjadi, terutama jika ada perubahan-perubahan signifikan terhadap ekonomi Indonesia pada pertengahan tahun ini. Siapa yang tahu. Lagipula pergerakan IHSG kan bisa sangat ekstrem dan kadang di luar akal sehat. Ya memang seperti itu profil pasar kita," papar Poltak.Kendati demikian, Poltak tetap mengamini kalau IHSG tidak akan bisa menyentuh level 1.700, jika tidak ada perbaikan-perbaikan ekonomi Indonesia. Apalagi, ia melanjutkan, harus diakui kalau kenaikan drastis IHSG masih bakal dimotori oleh asing."Jadi jika tidak ada perubahan-perubahan ekonomi yang positif, asing belum tentu masuk. Kalau begini, IHSG sulit bergerak naik ke level 1.700. Harus diakui, kalau nafas investor lokal belum sekuat itu untuk menopang dan mempertahankan IHSG di level 1.500," ujarnya.
sumber : detikfinance.com

Relationship

  © Blogger template 'Perfection' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP